Jagoan Kurir Dunia
Masih ingat film Cast Away yang dibintangi aktor beken Tom Hanks? Dalam film itu Tom Hanks berperan sebagai Chuck Noland, seorang insinyur yang bekerja di FedEx. Intinya, film ini mengisahkan petualangan dramatis sekaligus eksotis Noland yang terdampar di pulau terpencil, setelah selamat dari kecelakaan pesawar kargo milik perusahaan kurir tersebut. Nah, film produksi Dreamworks yang bermitra 20th Century Fox itu boleh dibilang ”iklan gratis” berdurasi panjang bagi FedEx. Lebih-lebih setelah Tom Hanks dinobatkan sebagai aktor terbaik versi Golden Globe tahun 2001.
Tapi, tidak disangkal bahwa FedEx merupakan perusahaan kurir internasional yang tersohor. Ini tidak lepas dari jasa sang pendiri, Frederick W Smith. Sebagai seorang entreprenuer, Smith berani bertaruh dengan keyakinan bisnisnya. “Jika kami tidak bisa mengantarkan barang sampai ke tujuan, kami tidak perlu dibayar,” katanya. Komitmen ini selalu dikedepankan sebagai motto seluruh tim FedEx. Dengan kredo itu, Smith memulai membangun fondasi kerajaan bisnisnya yang menjadi perusahaan jasa kurir terbesar di dunia.
Smith dilahirkan pada 11 Agustus 1944 di Marks, Mississipi, Amerika Serikat (AS). Ayahnya, Frederick C Smith, adalah seorang pendiri jaringan resto Toddle House. “Ayah saya mati saat saya berumur empat tahun. Tapi, saya masih punya ibu. Mulai saat itu, saya belajar mandiri. Justru inilah yang membentuk karakter saya,” katanya dalam wawancara dengan Academy of Achievement.
Smith doyan melahap buku di masa kecilnya. Ia mengaku senang dengan pelajaran sejarah. Bahkan, sampai kini pun ia masih gandrung membaca buku bergenre sejarah. “Ada buku yang sangat menginspirasi saya. Judulnya Death Be Not Proud. Buku ini bercerita tentang seorang anak muda yang terkena kanker otak. Tapi, dia mampu bertahan hidup dengan menerima keterbatasan hidupnya,” katanya.
Smith juga tergila-gila pada pesawat terbang. Bahkan, setelah tamat dari sekolah menengah di Memphis University School, ia sudah mengantongi lisensi sebagai pilot amatir. Tapi, ia tetap melanjutkan studi ekonomi di Yale University. Lewat karya tulisnya, benih-benih usaha jasa pengiriman ini sudah terbaca.
Pada tahun 1966, ia menyabet gelar sarjana ekonomi. Tapi, keputusan Smith sangat unik. Ia memilih bergabung dengan korps marinir AS. Ia menjadi seorang pilot dan pemimpin peleton selama lima tahun. Tak akan pernah terhapus dari sejarah bahwa dirinya pernah diterjunkan di medan pertempuran Vietnam dan tercatat 200 kali terbang dalam misi itu.
“Saya belajar banyak dari pengalaman di sana. Belajar menjadi pemimpin dan mengorganisasi orang. Ini yang memperkaya kepemimpinan saya di FedEx. Di Vietnam, saya berhutang budi pada Sersan Jack Jackson dan Bapa Vince Capodano,” katanya mengenang.
Setelah puas dengan kegiatan militernya, Smith kembali ke lingkungan awalnya, dunia ekonomi bisnis. Dengan modal cukup, ia berhasil mengakuisisi sebuah perusahaan perawatan pesawat terbang, Ark Aviation Sales pada tahun 1970. Tidak lama kemudian, ia berbisnis pesawat bekas. Baru pada 18 Juni 1971, Smith mengeksekusi mimpinya membangun Federal Express (FedEx). Untuk menjalankan perusahaan jasa pengiriman logistik ini, ia mengalokasi dana warisan sebesar US$ 4 juta ditambah dengan modal patungan US$ 91 juta sebagai investasi. Dalam semalam, perusahaan jasa transportasi kargo udara ini sudah melayani 186 paket dengan 14 pesawat kecil ke 25 kota yang terbentang dari Rochester, New York, sampai Florida.
FedEx pun berhasil mengirimkan tujuh paket kiriman dengan jaminan sampai ke tujuan dalam semalam. Karena jaminan ini selalu berhasil ditepati, jumlah pelanggan segera membeludak dalam waktu singkat. Rupanya komitmen pada jaminan itu menumbuhkan kepercayaan pada konsumen. Kantor FedEx semakin ramai dengan lalu lintas pengiriman barang.
Di FedEx, Smith menjadi pemimpin sekaligus presiden dan CEO yang disegani. Pada tahun 2006, Smith dinobatkan sebagai Person of the Year 2006 oleh Kamar Dagang AS-Perancis. Asal tahu saja, Smith merupakan teman satu kampus George Walter Bush dan sempat diisukan menjadi menteri pertahanan saat Bush terpilih menjadi orang nomor satu di AS.
Saat ini, FedEx harus lebih cermat dan hati-hati. Pasalnya, pemain-pemain baru mulai bermunculan dengan tawaran-tawaran yang tidak kalah menggiurkan. FedEx sekarang menguasai 44% pasar dan pemain-pemain baru itu pun belum ada yang mampu menggoyahkannya. FedEx mempunyai hampir 650 unit pesawat terbang dan 80.000 truk pengangkut.
Tiga Kunci Sukses
Ada tiga kunci sukses dalam kepemimpinan Smith, yakni: berpikir strategis, dikelilingi orang pintar, dan memiliki energi tinggi. Gaya kepemimpinannya menjadi bahan perbincangan di seminar-seminar motivasi kelas dunia. Bayangkan saja, ia memimpin sekitar 170.000 karyawan, mengirimkan barang 3 juta paket per hari dengan sekitar 650 pesawat dan puluhan ribu kendaraan lainnya. Tentu saja, pemimpin itu harus ulet, cerdas, dan mumpuni. Nah, semua syarat itu dimiliki oleh Smith.
“Saya jarang merasa stres memimpin perusahaan sebesar ini. Saya menemukan kegembiraan di sana. Bisnis adalah sebuah permainan, permainan yang agung. Saya memperkerjakan banyak orang. Iklan kami selalu lucu dan menyindir. Itu menarik,” katanya.
Frederick Smith membagi tiga rahasia sukses memimpin perusahaan sebesar FedEx. Menurut buku Lesson from the Top karangan Neff dan Citrin, Smith memahami bahwa pemimpin itu harus bersikap strategis, bermitra dengan orang-orang pintar, dan mempunyai energi hidup yang tinggi.
Seorang pemimpin strategis dalam dunia bisnis, menurutnya, harus berani menghadapi berbagai perubahan, serta menyiapkan strategi agar agar perusahaan bisa mengambil keuntungan dari perubahan itu. Karenanya, seorang pemimpin harus punya pengetahuan kuat dan berani memilah-milah beragam informasi. Bukan cuma itu, ia harus mampu menerapkannya di lapangan. Lebih baik lagi, jika ia pernah mengenyam pengalaman di berbagai level pekerjaan di perusahaan. Dengan begitu, ia benar-benar mengenal seluk-beluk perusahaan. Tidak ketinggalan, Smith menegaskan juga bahwa seorang pemimpin harus punyai visi yang jelas. Sebab, strategi yang disusun harus selalu mengarah pada visi yang ditentukan.
Seorang pemimpin bukanlah seorang single fighter. Ia membutuhkan kemitraan dengan banyak orang. Bagi Smith, kesuksesan terjadi bila seorang pemimpin mampu bermitra dengan orang-orang cerdas dan bijak. Dengan bekerja sama dengan orang-orang yang punya banyak kelebihan ini, ia lebih mudah menjalankan bisnis sesuai dengan visinya. Bila timnya terdiri dari orang-orang macam itu, dirinya bisa lebih fokus pada masa depan perusahaan dengan mengantisipasi perubahan sekaligus mengkalkukasi risiko yang bakal terjadi.
Seorang pemimpin harus memiliki energi hidup yang tinggi. Ia bersikap optimis pada masa depan bisnisnya. Asal tahu saja, Smith menegaskan energi itu menular. Seorang pemimpin yang optimis akan menularkan sikap optimis itu pada seluruh timnya. Sebaliknya, seorang pemimpin yang pesimis dan tidak punya visi ke depan akan menularkan energi negatif pada timnya dan lebih berakibat buruk pada kinerja perusahaan. “Dalam soal ini, saya berutang pada guru futbol saya. Ketekunan itu merupakan kunci untuk meraih apa yang diinginkan,” katanya.
Smith memberi contoh konkrit. Ketika para pilot FedEx akan mengancam akan melakukan aksi mogok, ia bergerak cekatan dengan komunikasi dialogis, komit pada disiplin, dan mendapatkan dukungan karyawan lain. Akibatnya, pemogokan urung dilakukan dan kerja perusahaan berjalan normal.
Tiga kunci kepemimpinan itulah yang membuat Smith mampu memimpin dan membesarkan FedEx seperti sekarang ini.
0 komentar:
Posting Komentar